Hetalia: Axis Powers - Norway

Jumat, 28 Juli 2017

RUMAH ADAT BETANG


Rumah betang adalah rumah adat khasKalimantan yang terdapat diberbagai penjuru Kalimantan dan dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat permukiman suku Dayak.



STRUKTUR BANGUNAN

 Rumah Rumah Betang bukan rumah biasa. Rumah ini merupakan gambaran kehidupan masyarakat yang komunal.
Rasa kekeluargaan yang tinggi antar sesama membuat di masa silam mereka hidup secara bersama-sama dalam rumah adat yang berukuran sangat besar ini. Untuk diketahui, rumah betang umumnya memiliki ukuran mencapai panjang 150 meter, lebar 30 meter, dan tinggi tiang sekitar 3 meter. Dengan ukurannya yang sedemikian besar, rumah betang mampu menampung 10 sd 15 keluarga dengan jumlah populasi antara 100 sd 150 orang. Adanya tiang rumah menandakan bahwa rumah adat Kalimantan Tengah ini memiliki struktur panggung. Oleh karenanya, untuk memasuki rumah ini seseorang harus menaiki tangga yang berjumlah ganjil. Rumah adat Betang dibuat dari bahan alam, material utamanya adalah kayu ulin, kayu yang terkenal sangat kuat dan tak mudah lapuk. Sementara atapnya terbuat dari ijuk atau rumbia




FUNGSI RUMAH ADAT

Untuk menunjang fungsinya sebagai rumah tinggal bersama, rumah Betang dibagi ke dalam beberapa ruangan yang diatur berdasarkan ketentuan adat. Ruangan-ruangan dari rumah adat Kalimantan Tengah ini antara lain: 


  • Ruang Pusat atau poros. Letak ruangan ini berada di tengah rumah. Ukurannya cukup luas dan berfungsi sebagai tempat berkumpul dalam kegiatan adat, keagamaan, atau sosial kemasyarakatan.
  •  Ruang tidur. Mengingat penghuninya yang cukup banyak, maka ruang tidur pun memiliki jumlah yang cukup banyak. Ruang tidur disusun berjajar, ada yang khusus digunakan untuk pasangan suami istri, ada yang digunakan untuk anak perempuan, dan ada yang digunakan untuk anak laki-laki. 
  •  Dapur. Ruangan ini khusus digunakan untuk memasak. Letaknya harus menghadap aliran sungai, menurut kepercayaan Dayak letak tersebut dapat membuat penghuni rumah lancar rejekinya.
  •  Pante. Ruangan ini terletak di bagian luar atap dan digunakan sebagai tempat menjemur padi atau pakaian. Ruangan pante umumnya memiliki lantai yang terbuat dari bambu, batang pinang, atau kayu bulatan seukuran pergelangan tangan.
  •  Serambi. Bagian ini terletak di luar rumah, tepatnya beradasetelah pante. Serambi digunakan untuk tempat bersantai anggota keluarga saat sore hari. Adapun ketika ada acara adat, serambi wajib dihias dengan batang bambu yang kulitnya diarit tipis di setiap ruasnya.
  •  Sami. Ruangan ini adalah ruang yang digunakan untuk menerima tamu atau dapat juga digunakan sebagai tempat menyelenggarakan kegiatan adat. 
  • Jungkar. Ruangan ini adalah ruangan tambahan yang letaknya berada di bagian belakang bilik keluarga.
CIRI KHAS DAN FILOSOFI


Ada beberapa ciri khas yang membedakan rumah Betang dengan rumah adat Indonesia lainnya. Ciri ciri dari rumah adat Kalimantan Tengah ini antara lain:

  • Hulu rumah menghadap arah Timur dan Hilirnya menghadap Barat. Ini menyimbolkan tentang falsafah hidup orang-orang suku Dayak. 
  • Dinding rumah terbuat dari kayu berukir dan atap rumah berbentuk pelana memanjang 
  • Ruangan dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan kegunaan dan fungsinya masing-masing. 
  • Memiliki tangga yang dinamakan hejot berjumlah ganjil dan satu pintu masuk.  
  • Di dekat pintu masuk biasanya terdapat sebuah patung (totem) yang dinamakan rancak sebagai patung persembahan bagi nenek moyang suku Dayak. 
  • Bagian tengah rumah biasanya dihuni oleh Pembakas Lewu atau tetua adat.

Ciri-ciri Rumah Betang yaitu yaitu bentuk panggung dan memanjang. Panjangnya bisa mencapai 30-150 meter serta lebarnya dapat mencapai sekitar 10-30 meter, memiliki tiang yang tingginya sekitar 3-5 meter Shit Betang dihuni oleh 100-150 jiwa, Betang dapat dikatakan sebagai rumah suku, karena selain di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang menjadi penghuninya dan dipimpin pula oleh seorang Pambakas Lewu. Bagian dalam betang terbagi menjadi beberapa ruangan yang bisa dihuni oleh setiap keluarga.



KEHIDUPAN KOMUNAL DI RUMAH BETANG

Rumah betang yang tersisa pada masyarakat Dayak merupakan contoh kehidupan budaya tradisional yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan. Kiranya perlu diungkapkan lebih jauh faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Dayak dapat mempertahankan rumah betang mereka. Masyarakat Dayak memiliki naluri untuk selalu hidup bersama secara berdampingan dengan alam dan warga masyarakat lainnya. Mereka gemar hidup damai dalam komunitas yang harmonis sehingga berusaha terus bertahan dengan pola kehidupan rumah betang. Harapan ini didukung oleh kesadaran setiap individu untuk menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan bersama. Kesadaran tersebut dilandasi oleh alam pikiran religio-magis, yang menganggap bahwa setiap warga mempunyai nilai dan kedudukan serta hak hidup yang sama dalam lingkungan masyarakatnya. Dengan mempertahankan rumah betang, masyarakat Dayak tidak menolak perubahan, baik dari dalam maupun dari luar, terutama perubahan yang menguntungkan dan sesuai dengan kebutuhan rohaniah dan jasmaniah mereka.


Sumber :
http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-kalimantan-tengah-dayak.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_betang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar